Friday, January 2, 2009

Tahun Baru 2009

Entah gerangan apa yang membuatku mengiyakan ajakan teman-teman untuk menonton parade kembang api di Seattle Center pada pergantian tahun kali ini. Daripada bingung terus bengong di rumah, mungkin lebih baik mengendurkan syaraf yang lagi tegang karena jengkel gak bisa telepon wifey karena jaringan selalu sibuk. 
Kadang aku berpikir, gila juga orang-orang yang bersusah-payah turun ke jalan demi menyaksikan momen yang sebenarnya biasa saja ini. Dan di antara ribuan orang gila itu, terselip sejumlah orang Indonesia, termasuk juga aku. 
Di sela rinai gerimis dan suhu di luar yang mendekati 0 C, tak sedikit yang datang membanjiri dan memadati kawasan Seattle Center. (Jadi teringat waktu di Surabaya, menjelang pergantian tahun biasanya jalan-jalan jadi padat karena berbagai kendaraan tumpah ruah di atasnya. Sambil meniup terompet kertas beraneka rupa yang memekakkan telinga ditambah dengan klakson yang bersahutan karena pengemudinya jengkel sebab kendaraannya tidak bisa berjalan. Prosesi yang sama dan selalu terulang dari tahun ke tahun)
Tapi memang tak semua hal harus bisa dijelaskan dan dipahami dengan akal. 
Perjalanan dari Kent sampai ke Seattle paling cepat 1 jam, belum lagi gonta-ganti bisnya, toh aku tetap berangkat. Suhu saat itu yang mencapai 3 C juga tak menyurutkan niat sejumlah orang untuk bermain di air mancur yang terletak di depan Key Arena (tempat dulu tim NBA Seattle Supersonic biasa bertanding sebelum pindah ke Oklahoma City dan berganti menjadi OKC Thunder), sementara jemari tanganku terasa beku dibelai angin musim dingin, pun telinga yang terasa agak sakit menahankan dingin. 
Di antara hadirin di Seattle Center ini, banyak juga terselip keluarga-keluarga beserta anak-anak mereka dari yang balita sampai yang remaja, tak ketinggalan pula pasangan muda-mudi yang tak segan berpangkuan di depan khalayak ramai (ini Amerika bung!).
Aku jadi tambah bete, ngapain tadi ikutan...
Bukannya aku jengah menyaksikan pasangan yang saling berpangkuan dan berpagutan, karena bak nasi dan sayur bagi orang Indonesia (sudah biasa), tapi dinginnya ini yang tak tertahankan (kulit ini sudah sekian puluh tahun terpanggang matahari Gresik-Surabaya, jadi agak susah menyesuaikannya). Ditambah lagi dengan rombongan yang entah berpindah ke mana ketika aku tinggal ke kamar kecil, huh... 
Jelang tengah malam aku bergerak semakin mendekat ke Space Needle, hampir tak ada ruang untuk menjejakkan telapan sepatu. Padat dengan orang.
aku terpaku di tempat tak bisa bergerak, hingga sebagian orang bersorak ketika asap mulai mengepul di puncak menara, pertanda pertunjukkan kembang api hampir dimulai..
Dan..
satu demi satu, rangkaian kembang api itu meledak di udara membentuk pola-pola cahaya beraneka warna, meluncur deras menghantam udara lalu pecah menjadi bola-bola kecil sebelum akhirnya padam, ditingkahi oleh teriakan penonton yang takjub akan keindahan yang ditampilkan.  Di bawah menara, band terus menyajikan alunan musik yang kurang begitu jelas terdengar tertutup oleh dentuman kembang api yang pecah. Mungkin mereka memainkan auld lang syne, selaiknya pergantian tahun baru di lain tempat.
Ah..berapa duit yang terbakar habis untuk pertunjukan ini...andai dan aku pun hanya bisa berandai-andai

Happy New Year buddy



No comments: